KEPOLISIAN AKAN LAKUKAN PEMETAAN TERHADAP KELOMPOK ANARKO DAN AKAN DILAKUKAN PEMBINAAN
Gambar : Kelompok Anarko Sindikalis (AS) usai melakukan corat-coret di Aksi May Day
POLICE PUBLIC POLMAS - Tentunya anda masih ingat pada peringatan Hari Buruh Internasional kemarin 1 Mei 2019 di beberapa daerah diwarnai kerusuhan termasuk di daerah Bandung. Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian pernah menuturkan beberapa hari kebelakang bahwa aksi May Day 1 Mei 2019 secara umum relatif aman namun kerusuhan yang ada di Bandung, Surabaya, di Malang dan dibeberapa daerah lainnya didalam aksi itu dipicu kelompok anarcho syndicalist / anarko sindikalis (AS).
Kelompok AS dengan bersimbolkan huruf A yang identik dengan aksi vandalisme berkembang di Eropa, Amerika Selatan serta Asia. AS adalah cabang anarkisme numpang aksi buruh yang berpendapat bahwa serikat buruh merupakan kekuatan potensial menuju revolusi sosial, menggantikan kapitalisme dan negara dengan tatanan masyarakat baru yang mandiri serta demokratis oleh kelas pekerja. AS melihat anarkisme adalah tradisi politik revolusioner, dan kebebasan tanpa sosialisme adalah hak istimewa, serta sosialisme tanpa kebebasan adalah perbudakan dan kebrutalan. Mereka senantiasa aktif berinteraksi dengan pekerja buruh / militan. Awalnya, AS mengambil bentuk kelompok lokal pada suatu jaringan industri. Dengan perjalanan waktu, tumbuh baik ukuran maupun pengaruhnya, sehingga eksistensinya diorganisasi dengan mengambil fungsi serikat.
Beberapa tahun terakhir Kelompok AS mulai berkembang di Indonesia. Tahun 2018 muncul di Bandung dan di Yogyakarta. Sekarang sudah ada di Jakarta dan di Surabaya. Kelompoknya kebanyakan pelajar SMP dan SMA serta Mahasiswa.
Paham AS sangat bertentangan dengan NKRI dan UUD 1945, meminta buruh jangan mau diatur, lepaskan mereka dari berbagai aturan, biarkan buruh menentukan aturan sendiri.
Bertepatan dengan aksi May Day 2019 dimana para Serikat Buruh (SB) sedang memperjuangkan nasibnya, pemegang kendali berada di para pekerja SB bukan di AS, apalagi SB ada dalam kendali pejabat dan partai politik. Jadi AS berada diluar kendali SB sehingga menodai aksi May Day.
Sehingga dengan adanya Kelompok AS di indonesia, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian akan terus memerintahkan jajarannya melakukan pemetaan terhadap Kelompok Anarko yang ada di indonesia untuk dilakukan pembinaan.
POLICE PUBLIC POLMAS - Tentunya anda masih ingat pada peringatan Hari Buruh Internasional kemarin 1 Mei 2019 di beberapa daerah diwarnai kerusuhan termasuk di daerah Bandung. Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian pernah menuturkan beberapa hari kebelakang bahwa aksi May Day 1 Mei 2019 secara umum relatif aman namun kerusuhan yang ada di Bandung, Surabaya, di Malang dan dibeberapa daerah lainnya didalam aksi itu dipicu kelompok anarcho syndicalist / anarko sindikalis (AS).
Kelompok AS dengan bersimbolkan huruf A yang identik dengan aksi vandalisme berkembang di Eropa, Amerika Selatan serta Asia. AS adalah cabang anarkisme numpang aksi buruh yang berpendapat bahwa serikat buruh merupakan kekuatan potensial menuju revolusi sosial, menggantikan kapitalisme dan negara dengan tatanan masyarakat baru yang mandiri serta demokratis oleh kelas pekerja. AS melihat anarkisme adalah tradisi politik revolusioner, dan kebebasan tanpa sosialisme adalah hak istimewa, serta sosialisme tanpa kebebasan adalah perbudakan dan kebrutalan. Mereka senantiasa aktif berinteraksi dengan pekerja buruh / militan. Awalnya, AS mengambil bentuk kelompok lokal pada suatu jaringan industri. Dengan perjalanan waktu, tumbuh baik ukuran maupun pengaruhnya, sehingga eksistensinya diorganisasi dengan mengambil fungsi serikat.
Beberapa tahun terakhir Kelompok AS mulai berkembang di Indonesia. Tahun 2018 muncul di Bandung dan di Yogyakarta. Sekarang sudah ada di Jakarta dan di Surabaya. Kelompoknya kebanyakan pelajar SMP dan SMA serta Mahasiswa.
Paham AS sangat bertentangan dengan NKRI dan UUD 1945, meminta buruh jangan mau diatur, lepaskan mereka dari berbagai aturan, biarkan buruh menentukan aturan sendiri.
Bertepatan dengan aksi May Day 2019 dimana para Serikat Buruh (SB) sedang memperjuangkan nasibnya, pemegang kendali berada di para pekerja SB bukan di AS, apalagi SB ada dalam kendali pejabat dan partai politik. Jadi AS berada diluar kendali SB sehingga menodai aksi May Day.
Sehingga dengan adanya Kelompok AS di indonesia, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian akan terus memerintahkan jajarannya melakukan pemetaan terhadap Kelompok Anarko yang ada di indonesia untuk dilakukan pembinaan.


 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Post a Comment